Senin, 29 April 2013

Kesehatan dalam Perspektif Al-Qur’an dan As-Sunnah


Oleh Prof. Dr. KH.M. Quraish Shihab

Islam menetapkan tujuan, pokok kehadirannya untuk agama, jiwa, akal, jasmani, harta dan keturunan. Setidaknya tiga dari yang di sebut di atas berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa islam amat kaya dengan tuntutan kesehatan. Paling tidak ada dua istilah literature keagamaan yang digunakan untuk menunjuk tentang pentingnya kesehatan dalam pandangan Islam.
Pertama, kesehatan yang diambil dari kata sehat dan kedua Alfiat. Istilah sehat dan alfiat masing-masing digunakan untuk makna yang berbeda. Pakar bahasa al-Qur’an dapat memahami dari ungkapan sehat wal’fiat bahwa kata sehat berbeda dengan kata alfiat, karena wa berarti “dan” adalah kata penghubung sekaligus yang menunjukkan adanya perbedaan antara yang disebut pertama (sehat) dan yang disebut kedua (afiat), Nah atas dasar jitu dapat dipahami adanya perbedaan antara keduanya. Dalam literature keagamaan, bahkan dalam Hadis-hadis Nabi saw, ditemukan sekian banyak doa, yang mengandung permohonan afiat. Di samping permohonan memperoleh sehat
Dalam kamus bahasa Arab, kata afiat diartikan sebagai “perlindungan Allah untuk hamba-Nya dari segala macam bencana dan tipu daya. Kalau sehat diartikan sebagai keadaan yang baik bagi segenap anggota badan, setidaknya mata yang sehat adalah mata yang tidak memakai kacamata. Tetapi mata yang afiat adalah yang dapat melihat dan membaca objek-objek yang bermanfaat serta mengalihkan pandangan dari objek-objek yang terlarang karena itulah fungsi yang diharapkan dari penciptaan mata.
Kesehatan Fisik
Dalam konteks kesehatan fisik, misalnya ditemukan sabda Nabi Muhammad Saw. Dari Abdullah bin ‘Amrbin al’-Ash dia berkata bahwa rasullulah telah bertanya (kepadaku): benarkah kamu selalu berpuasa di siang hari dan selalu berjaga di malam hari? Aku pun menjawab : “ya benar ya Rasullulah saw pun lalu bersabda: “Jangan kau lakukan semua itu. Berpuasalah dan bukalah kamu, berjagalah dan tidurlah kamu, sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu, matamu mempunyai hak atas dirimu, dan istrimu pun mempunyai hak atas dirimu.” (Hadist Riwayat Bukhari dari Abdullah bin ‘Amr bin al-“ash)

Sabtu, 27 April 2013

Hakikat Kesehatan Dalam Islam


Terdapat beberapa pengertian kesehatan secara umum, seperti dalam UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992, bab I pasal 1 ayat 1, kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.(UU-RI No. 23, 1992 : 5).
WHO (Wordl Health Organization) mendefinisikan : “health is defined as a state of complete physical, mental, and social wellbeing and not merely the absence of desease or infirmity” (artinya sehat adalah suatu keadaan yang sempurna dari badan, jiwa, dan sosial, bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.(Hanlon, 1969 dan MUI, 1995 : 12 dan Al-Fanjari, 1996 : 4)
Sedangkan dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 1948 disepakati antara lain bahwa diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah suatu hak yang fundamen bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial ekonominya. (Depkes. RI, 1999 : 31)
Adapun pengertian kesehatan dalam pandangan Islam tercermin dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ibnu Majah :
“Rasulullah S.a.w. bersabda : “Barang siapa sehat badannya, damai hatinya (jiwa) dan punya makanan untuk sehari-harinya (sosial ekonomi), maka seolah-olah dunia seisinya dianugerahkan kepadanya”. (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Bila diamati hadits ini dengan definisi kesehatan di atas, sebenarnya mengandung arti yang sama. Sehingga pengertian sehat atau kesehatan dalam Islam adalah suatu keadaan yang sempurna dan sejahtera pada badan, jiwa, social dan ekonomi yang menjadikan dirinya produktif memelihara kehidupan dunia dan akhirat.

Jumat, 26 April 2013

kesehatan ala rasulullah

1. Selalu bangun sebelum subuh
Rasulullah mengajak umatnya bangun sebelum subuh untuk melaksanakan shalat sunnah dan shalat subuh berjamaah. Hikmahnya adalah mendapat limpahan pahala, kesegaran udara subuh yang baik terutama untuk menyehatkan paru-paru serta menyegarkan pikiran. Asupan oksigen yang masih bebas polusi bisa menyehatkan otak.

2. Aktif menjaga kebersihan
Rasulullah SAW senantiasa tampak bersih dan rapi. Setiap kamis atau jumat, beliau mencukur rambut halus di pipi, memotong kuku, bersiwak, serta memakai minyak wangi.

3. Tidak pernah makan berlebihan
Rasulullah mengajarkan untuk mengisi perut kita dengan 3 hal secara seimbang: sepertiga diisi dengan makanan, sepertiganya dengan air, dan sepertiga sisanya untuk bernapas (diisi dengan udara).
Sabda Rasulullah:”Kami adalah satu kaum yang tidak makan sebelum lapar dan apabila kami makan, tidak terlalu banyak(tidak sampai kekenyangan)”.

4. Gemar berjalan kaki
Rasulullah berjalan kaki ketika ke masjid, pasar, ke medan jihad, ataupun sekedar mengunjungi rumah sahabat. Dengan berjalan kaki peredaran darah akan berjalan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung.

5. Tidak pemarah
Nasihat Rasulullah:”Jangan marah”, diulangi tiga kali. Ini menunjukkan hakikat kekuatan seseorang bukanlah terletak pada jasad, tetapi pada kebersihan jiwa.
Bila kita marah, cara paling mudah adalah mengubah posisi ketika marah. Jika sedang berdiri, maka duduklah. Jika sedang duduk, maka berbaringlah. Kemudian membaca ta’awudz serta mengambil air wudhu. Karena marah itu asalnya dari setan, dan setan terbuat dari api, maka padamkan dengan air wudhu.

6. Optimis dan tidak berputus asa
Sikap optimis memberikan kekuatan tersendiri bagi kelapangan jiwa, selain itu perlu juga memperbanyak sabar, istiqamah, serta tawakal kepada Allah SWT.

7. Tidak pernah iri hati
Kita perlu menjauhi sifat iri hati karena penting untuk menjaga kebersihan hati dan kesehatan jiwa. Kita harus selalu berdo’a: “Ya Allah, bersihkanlah hatiku dari sifat-sifat mazmumah (mendatangkan keburukan pada diri) dan hiasilah diriku dengan sifat-sifat mahmudah (mendatangkan kebaikan pada diri)”.

8. PemaafPemaaf adalah sifat terpuji yang bisa mendatangkan ketenteraman hati dan jiwa. Memaafkan orang lain akan membebaskan diri kita dari belenggu kemarahan. Ketika kita marah, marah itu akan melekat pada hati. Karenanya, mari menjadilan diri kita seorang yang pemaaf, karena dengan memaafkan akan membuat jiwa menjadi lapang dan badan akan selalu sehat.
Bahagia sebenarnya bukan mendapat, tetapi dengan memberi. Sebenarnya, banyak lagi cara hidup sehat Rasulullah SAW, namun setidaknya 8 cara hidup sehat ala Rasulullah tersebut cukup membantu kita menjalani hidup sehat.

 Semoga bermanfaat
Terimakasih
1. Selalu bangun sebelum subuh
Rasulullah mengajak umatnya bangun sebelum subuh untuk melaksanakan shalat sunnah dan shalat subuh berjamaah. Hikmahnya adalah mendapat limpahan pahala, kesegaran udara subuh yang baik terutama untuk menyehatkan paru-paru serta menyegarkan pikiran. Asupan oksigen yang masih bebas polusi bisa menyehatkan otak.

2. Aktif menjaga kebersihan
Rasulullah SAW senantiasa tampak bersih dan rapi. Setiap kamis atau jumat, beliau mencukur rambut halus di pipi, memotong kuku, bersiwak, serta memakai minyak wangi.

3. Tidak pernah makan berlebihan
Rasulullah mengajarkan untuk mengisi perut kita dengan 3 hal secara seimbang: sepertiga diisi dengan makanan, sepertiganya dengan air, dan sepertiga sisanya untuk bernapas (diisi dengan udara).
Sabda Rasulullah:”Kami adalah satu kaum yang tidak makan sebelum lapar dan apabila kami makan, tidak terlalu banyak(tidak sampai kekenyangan)”.

4. Gemar berjalan kaki
Rasulullah berjalan kaki ketika ke masjid, pasar, ke medan jihad, ataupun sekedar mengunjungi rumah sahabat. Dengan berjalan kaki peredaran darah akan berjalan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung.

5. Tidak pemarah
Nasihat Rasulullah:”Jangan marah”, diulangi tiga kali. Ini menunjukkan hakikat kekuatan seseorang bukanlah terletak pada jasad, tetapi pada kebersihan jiwa.
Bila kita marah, cara paling mudah adalah mengubah posisi ketika marah. Jika sedang berdiri, maka duduklah. Jika sedang duduk, maka berbaringlah. Kemudian membaca ta’awudz serta mengambil air wudhu. Karena marah itu asalnya dari setan, dan setan terbuat dari api, maka padamkan dengan air wudhu.

6. Optimis dan tidak berputus asa
Sikap optimis memberikan kekuatan tersendiri bagi kelapangan jiwa, selain itu perlu juga memperbanyak sabar, istiqamah, serta tawakal kepada Allah SWT.

7. Tidak pernah iri hati
Kita perlu menjauhi sifat iri hati karena penting untuk menjaga kebersihan hati dan kesehatan jiwa. Kita harus selalu berdo’a: “Ya Allah, bersihkanlah hatiku dari sifat-sifat mazmumah (mendatangkan keburukan pada diri) dan hiasilah diriku dengan sifat-sifat mahmudah (mendatangkan kebaikan pada diri)”.

8. PemaafPemaaf adalah sifat terpuji yang bisa mendatangkan ketenteraman hati dan jiwa. Memaafkan orang lain akan membebaskan diri kita dari belenggu kemarahan. Ketika kita marah, marah itu akan melekat pada hati. Karenanya, mari menjadilan diri kita seorang yang pemaaf, karena dengan memaafkan akan membuat jiwa menjadi lapang dan badan akan selalu sehat.
Bahagia sebenarnya bukan mendapat, tetapi dengan memberi. Sebenarnya, banyak lagi cara hidup sehat Rasulullah SAW, namun setidaknya 8 cara hidup sehat ala Rasulullah tersebut cukup membantu kita menjalani hidup sehat.

 Semoga bermanfaat
Terimakasih

Rabu, 24 April 2013

BEKAM


LANDASAN BEKAM


Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Salam besabda :
الشِّفَاءُ فِيْ ثَلاَثَةٍشَرْبَةِ عَسَلٍ وَشَرْطَةِ مِحْجَمٍ وَكَيَّةِ نَارٍ وَإِنِّيْ أَنْهَى أُمَّتِيْ عَنْ الْكَيِّ
Kesembuhan itu berada pada tiga hal, yaitu minum madu, sayatan pisau bekam dan sundutan dengan api (kay). Sesungguhnya aku melarang ummatku (berobat) dengan kay.” (HR Bukhari)
Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Salam bersabda :
إِنَّ أَمْثَلَ مَا تَدَاوَيْتُمْ بِهِ الْحِجَامَةُ وَالْفَصْدُ
Sesungguhnya metode pengobatan yang paling ideal bagi kalian adalah hijamah (bekam) dan fashdu (venesection).” (HR Bukhari – Muslim)