Rabu, 04 Desember 2019

KETELANJANGAN DAN BUKA-BUKAAN AURAT ADALAH BUDAYA ARAB JAHILIYAH

KETELANJANGAN DAN BUKA-BUKAAN AURAT ADALAH BUDAYA ARAB JAHILIYAH

Oleh Akhuukum Fillaah :
Abu Hashif Wahyudin Al-Bimawi

بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته

إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَهُ

••• ════ ༻🍃༺ ════ •••

Banyak orang yang menyangka bahwa memakai cadar atau jilbab adalah budaya Arab. Sungguh ini adalah pemutar-balikan fakta atau bentuk ketidak-pahaman sejarah. Justru budaya wanita Arab terdahulu adalah ketelanjangan, buka-bukaan aurat, dan bersolek. Sedangkan cadar dan jilbab adalah budaya Islam yang membawa kemuliaan.

Allah ta’ala berfirman:

وَإِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً قَالُوا وَجَدْنَا عَلَيْهَا آبَاءَنَا وَاللَّهُ أَمَرَنَا بِهَا قُلْ إِنَّ اللَّهَ لا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ

“Dan apabila mereka melakukan perbuatan fahisyah, mereka berkata: “Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya.” (QS. Al A’raf: 28).

Ayat ini bicara tentang kebiasaan orang Arab jahiliyah yang suka thawaf di Ka’bah sambil bertelanjang bulat.

Al Qurthubi dalam Tafsir-nya mengatakan:

الفاحشة هنا في قول أكثر المفسرين طوافهم بالبيت عراة

“Fahisyah dalam ayat ini menurut mayoritas ulama tafsir adalah kebiasaan (orang Arab jahiliyah) thawaf di Baitullah sambil telanjang”.

Mereka menganggap perbuatan ini baik dan merupakan kesucian. Mujahid rahimahullah menjelaskan:

قال: كانوا يطوفون بالبيت عراة, يقولون: ” نطوف كما ولدتنا أمهاتنا “, فتضع المرأة على قُبُلها النِّسعة أو الشيء

“Dahulu orang Arab jahiliyah thawaf di Baitullah sambil telanjang. Mereka berkata: “kami thawaf dalam keadaan seperti ketika dilahirkan oleh ibu kami”. Kaum wanitanya menutup bokongnya dengan lengannya atau benda lain.” (Tafsir Ath Thabari, no. 14462).

Dan mereka taqlid kepada tradisi nenek moyang serta berbuat bid’ah dengan menganggap bahwa hal ini merupakan perintah Allah. Maka dalam kelanjutan ayat Allah membantahnya:

قُلْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ أَتَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang fahisyah”. Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui...?” (QS. Al A’raf: 28).

Oleh karena itu dahulu Nabi dan para sahabat berusaha menghilangkan tradisi hina ini di kalangan orang-orang Arab secara perlahan. Nabi Shallallaahu ’alaihi Wa sallam pernah mengutus Abu Bakar radhiallahu’anhu ‘anhu untuk berhaji dan mengumumkan kepada orang-orang di Baitullah:

أَنْ لاَ يَحُجَّ بَعْدَ العَامِ مُشْرِكٌ وَلاَ يَطُوفَ بِالْبَيْتِ عُرْيَانٌ

“Ketahuilah, setelah tahun ini tidak boleh ada orang musyrik yang berhaji dan tidak boleh ada orang yang thawaf dalam keadaan telanjang.” (HR Bukhari no. 369, Muslim no. 1347).


_Wallaahu A'lam Bish-Showwaab...
Wallaahu Waliyyut Taufiq_

Demikian Faedah Ilmiyah dan Mau’izhoh Hasanah pada hari ini. Semoga bisa memberikan manfaat untuk kita semua, serta bisa sebagai acuan untuk senantiasa memperbaiki amal kita diatas sunnah Nabi Shollallaahu 'Alaihi Wa Sallam dan Tidak berbicara agama dengan menggunakan Akal dan Hawa Nafsu melainkan dg Dalil Yang Shohih.

سبحا نك اللهم وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت أستغفرك وأتوب إليك

•┈┈┈◎🌻🌻🌺🌺🌻🌻◎┈┈┈•

Rabu, 07 Rabi'ul Tsani 1441 H / 04 Desember 2019 M

Contak Person :
HP/WA : 085253777143
FB : @ad_diinu_an_nashiihah
TELEGRAM : @abuhashifwahyudinalbimawi
IG : @Ad_diinu_An_nashiihah


Silakan SHARE pada yang lain yang belum mengetahui, agar Anda pun bisa dapat bagian pahala

Tidak ada komentar: